PERTUMBUHAN
DAN PERKEMBANGAN
A. Pengertian Pertumbuhan dan
Perkembangan
Pertumbuhan adalah suatu proses
pertambahan ukuran, baik volume, bobot, dan jumlah sel yang bersifat irreversible (tidak
dapat kembali ke asal). Sedangkan, perkembangan adalah perubahan atau
diferensiasi sel menuju keadaan yang lebih dewasa.
Pertumbuhan dan perkembangan
memiliki arti yang sangat penting bagi makhluk hidup. Misalnya pada manusia,
dengan tumbuh dan berkembang dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya dan
melestarikan keturunannya. Sewaktu masih bayi, balita, dan anak kecil, manusia
memiliki daya tahan tubuh yang masih lemah sehingga mudah terserang penyakit.
Tetapi, setelah tumbuh dan berkembang menjadi dewasa, daya tahan tubuhnya
semakin kuat sehingga kelangsungan hidupnya lebih terjamin.
Pertumbuhan dan perkembangan
membawa manusia kepada kedewasaan. Setelah dewasa, manusia dapat menghasilkan
keturunan sehingga populasi manusia akan terjaga kelestariannya. Sekarang, coba
kamu bayangkan jika tidak terjadi pertumbuhan dan perkembangan pada manusia?
Mungkin populasi manusia akan punah. Begitu juga dengan hewan dan tumbuhan.
Jika hewan dan tumbuhan tidak mengalami pertumbuhan dan perkembangan, maka akan
mengalami kepunahan.
Pada tumbuhan, perkembangan ini
menghasilkan bermacam-macam jaringan dan organ tumbuhan. Pertumbuhan dan
perkembangan pada hewan berbedabeda antara spesies satu dengan spesies yang
lain. Tetapi, pada dasarnya memiliki persamaan tahapan perkembangan, yaitu
sebagai berikut.
Pembelahan Sel
Setelah terjadi fertilisasi
(pembuahan sel gamet jantan dan sel gamet betina), terbentuklah zigot. Zigot
mengalami pembelahan mitosis secara terus-menerus. Pembelahan ini berlangsung
sangat cepat. Sel-sel yang dihasilkan dari pembelahan disebut morula. Morula
berkembang menjadi bentuk yang berlubang disebut blastula.
Morfogenesis
Blastula terus mengalami
pembelahan sel. Selama pembelahan ini terjadi morfogenesis, yaitu proses
perkembangan bentuk berbagai bagian tubuh embrio.
Diferensiasi
Blastula terus membelah dan membentuk
gastrula. Dari gastrula terbentuk embrio. Sel-sel embrio berkembang terus
membentuk jaringan, organ, dan sistem organ yang membentuk struktur dan fungsi
khusus yang nantinya difungsikan pada waktu dewasa.
Pertumbuhan
Setelah terbentuk organ, terjadi
pertumbuhan makhluk hidup menjadi lebih besar. Perkembangan berjalan seiring
dengan pertumbuhan. Perkembangan adalah proses mencapai kedewasaan. Perbedaan
antara pertumbuhan dan perkembangan, yaitu per-tumbuhan dapat diukur dengan
ukuran tertentu, sedangkan perkembangan tidak dapat diukur dengan suatu ukuran.
B. Pertumbuhan dan Perkembangan
pada Tumbuhan
Perkembangan pada tumbuhan
diawali dengan fertilisasi. Pada awal perkembangannya, embrio mendapatkan
makanan dari kotiledon. Kotiledon terdapat pada biji tumbuhan tingkat tinggi.
Tumbuhan dikotil memiliki dua kotiledon, sedangkan monokotil memiliki satu
kotiledon. Pertumbuhan awal tumbuhan dari biji menjadi tanaman baru disebut
perkecambahan. Berdasarkan letak kotiledonnya, perkecambahan dapat dibedakan menjadi
dua macam, yaitu epigeal dan hipogeal. a. P ada perkecambahan epigeal,
kotiledon terdapat di permukaan tanah karena terdorong oleh pertumbuhan
hipokotil yang memanjang ke atas.
b. Pada perkecambahan hipogeal,
kotiledon tetap berada di bawah tanah, sedangkan plumula keluar dari permukaan
tanah disebabkan pertumbuhan epikotil yang memanjang ke arah atas.
Pertumbuhan pada tumbuhan terjadi
di meristem (titik tumbuh) yang terdapat pada ujng akar dan batang. Meristem
akan mengalami pembelahan mitosis. Oleh karena itu, ujung batang dan ujung
batang akan bertambah panjang dan besar.
Pertumbuhan disebabkan oleh
pertambahan besar dan panjang sel-sel itu sendiri. Pada batang terdapat dua
jenis tunas, yaitu tunas yang letaknya di ujung batang yang disebut tunas terminal
dan mengandung meristem apikal, serta tunas samping yang nantinya membentuk
cabang batang, daun, dan bunga.
Batang tumbuhan selain bertambah
panjang juga dapat bertambah besar. Hal ini dikarenakan adanya aktivitas
kambium, yang termasuk jaringan meristem yang sel-selnya aktif membelah. Letak
kambium di antara jaringan xilem dan floem. Kambium akan terus membentuk
jaringan xilem dan floem baru sehingga batang makin lama akan menjadi besar.
Aktivitas kambium meninggalkan batas yang jelas pada batang. Batas ini disebut
lingkaran tahun.
Pertumbuhan dan perkembangan pada
tumbuhan dipengaruhi oleh faktor genetik dan hormon, air dan nutrisi, cahaya,
oksigen, suhu, kelembapan, dan pH.
Faktor Genetik
Faktor genetik terdapat dalam
gen. Gen terdapat di kromosom dalam inti sel. Gen ini mempengaruhi ukuran dan
bentuk tubuh tumbuhan. Hal ini disebabkan karena gen berfungsi mengatur
sintesis enzim untuk mengendalikan proses kimia dalam sel. Proses kimia dalam
sel ini yang menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan tubuh tumbuhan.
Faktor Hormon
Hormon adalah senyawa organik
tumbuhan yang mampu menimbulkan respons fisiologi pada tumbuhan. Hormon tumbuhan
bermacam-macam, tetapi ada lima hormon tumbuhan yang sangat penting, yaitu:
a. Auksin
Auksin adalah hormon yang berasal
dari titik tumbuh tumbuhan, seperti ujung tunas, kambium, bunga, buah, dan
ujung akar. Auksin berfungsi merangsang pertumbuhan sel ujung batang,
pertumbuhan akar lateral dan akar serabut, dan merangsang pembentukan bunga dan
buah. Selain itu, auksin berfungsi mempercepat aktivitas pembelahan sel titik
tumbuh dan menyebabkan diferensiasi sel menjadi xilem.
b. Sitokinin
Sitokinin adalah zat tumbuh yang
pertama kali ditemukan pada batang tembakau. Hormon ini memiliki beberapa
fungsi, antara lain: 1) Merangsang diferensiasi sel-sel yang dihasilkan
dalam meristem. 2) Menunda pengguguran dan penuaan daun.
3) Memperkecil dominasi apikal
sehingga mendorong pertumbuhan tunas samping dan perluasan daun. 4) Memacu
pembelahan sel dalam jaringan meristematik. 5) Merangsang pembentukan pucuk dan
mampu memecah masa istirahat biji.
c. Giberelin
Giberelin merupakan zat tumbuh
yang memiliki sifat seperti auksin. Giberelin terdapat di hampir semua bagian
tanaman, seperti biji, daun muda, dan akar. Giberelin memiliki beberapa fungsi,
antara lain: 1) Memacu perpanjangan secara abnormal batang utuh. 2)
Mempengaruhi perkembangan bunga dan buah. 3) Mempengaruhi perkecambahan biji.
4) Merangsang pembelahan dan pemanjangan sel. Untuk tumbuhan yang kerdil, jika
diberi giberelin akan tumbuh secara normal.
d. Gas Etilen
Gas etilen dihasilkan oleh buah
yang sudah tua, tetapi
masih berwarna hijau yang
disimpan dalam kantung tertutup agar cepat masak. Gas etilen juga berfungsi
memacu perkecambahan biji, menebalkan batang, mendorong gugurnya daun, menunda
pembungaan, dan menghambat pemanjangan batang kecambah.
e. Asam Absisat
Asam absisat adalah hormon yang
menghambat pertumbuhan tumbuhan. Hormon ini sangat diperlukan tumbuhan pada
saat kondisi lingkungan tidak baik. Contohnya, pada saat musim kering atau
musim dingin, tumbuhan menggugurkan daunnya untuk mengurangi penguapan yang
berlebihan. Hal ini dilakukan dengan cara mengatur penutupan dan pembukaan
stomata, terutama pada saat kekurangan air.
Faktor Air dan Nutrisi
Tumbuhan membutuhkan air dan
nutrisi untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Nutrisi ini harus tersedia
dalam jumlah cukup dan seimbang. Nutrisi diambil tumbuhan dari dalam tanah dan
udara.
Unsur-unsur yang dibutuhkan
tumbuhan dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu zat-zat organik dan anorganik.
Zat organik, seperti C, H, O, dan N, sedangkan zat anorganik, seperti Fe, Mg,
K, dan Ca. Pertumbuhan tanaman akan terganggu jika salah satu unsur yang
dibutuhkan tidak terpenuhi. Misalnya, kurangnya unsur nitrogen dan fosfor pada
tanaman menyebabkan tanaman menjadi kerdil. Kekurangan magnesium dan kalsium
menyebabkan tanaman mengalami klorosis (daun berwarna pucat).
Faktor Cahaya
Cahaya sangat diperlukan tumbuhan
untuk melakukan fotosintesis. Proses ini menghasilkan zat makanan yang
diperlukan tumbuhan untuk pertumbuhannya dan untuk disimpan sebagai cadangan
makanan yang bisa dikonsumsi oleh manusia dan hewan.
Efek cahaya meningkatkan kerja
enzim untuk memproduksi zat metabolik untuk pembentukan klorofil. Sedangkan,
pada proses fotosintesis, intensitas cahaya mempengaruhi laju fotosintesis saat
berlangsung reaksi terang.
D. Pertumbuhan dan Perkembangan
pada Hewan
Hewan juga mengalami pertumbuhan
dan perkembangan. Pertumbuhan pada hewan adalah hasil proses pembelahan mitosis
sel-sel tubuh. Hal ini menyebabkan sel membesar sehingga tubuh hewan menjadi
besar dan panjang. Sedangkan, perkembangan adalah diferensiasi sel yang
mengalami pembelahan menuju individu dewasa. Pertumbuhan pada hewan sering
disebut juga perkembangan, yaitu perkembangan dari zigot sampai dewasa.
Pertumbuhan dimulai dengan peleburan ovum (sel telur) dengan spermatozoa (sel
sperma), dan dihasilkan zigot. Zigot akan bermitosis terus-menerus.
Fase-fase perkembangan zigot
melalui beberapa tahap, yaitu:
a. Stadium Morula
Pada perkembangan awal, zigot
membelah menjadi 2, kemudian 4, 8, dan seterusnya membentuk suatu wujud
seperti buah murbei yang disebut morula. Morula mengandung banyak sel hasil
mitosis yang berkumpul menjadi satu kesatuan.
b. Stadium Blastula
Dari morula menjadi blastula.
Dalam tahap ini masih berlangsung proses pembelahan sel sehingga terbentuk suatu
rongga pada bagian tengah yang disebut blastosol.
c. Stadium Gastrula
Dari blastula menjadi gastrula.
Dalam tahap ini terjadi pembentukan lubang lekukan (blastopor) yang mempunyai
dua lapisan. Selanjutnya, sel-sel bagian permukaan lapisan ektoderm mengalami
pelekukan ke dalam (invaginasi). Sel-sel tersebut mengisi ruang antara ektoderm
dan endoderm membentuk lapisan mesoderm.
d. Organogenesis
(Pembentukan Organ)
Pada tahap ini terjadi
diferensiasi (perkembangan sel-sel membentuk struktur dan fungsi khusus) dari:
1)
Ektoderm
menjadi kulit, sistem saraf, hidung (alat-alat indra), anus, kelenjar-kelenjar
kulit, dan mulut.
2)
Mesoderm
menjadi tulang, otot, ginjal, jantung, pembuluh darah, dan alat kelamin.
3)
Endoderm
menjadi kelenjar-kelenjar yang mempunyai hubungan dengan alat pencernaan,
paru-paru, dan alatalat pencernaan.
Setelah organogenesis selesai,
selanjutnya penyempurnaan embrio menjadi fetus yang telah siap dilahirkan
(hewan tingkat tinggi).
Pada hewan vertebrata, ada dua
jenis tempat perkembangan embrio, yaitu di luar tubuh induk dan di dalam tubuh
induk. Embrio tumbuh di luar tubuh induknya, misalnya pada ikan, reptil, amfibi,
dan burung. Sedangkan, embrio tumbuh di dalam tubuh induknya, yaitu dalam rahim
(uterus). Embrio di dalam uterus lamanya tergantung jenis hewan.
Pada serangga dan amfibi, dalam
perkembangannya menjadi hewan dewasa mengalami perubahan bentuk yang berbeda
dengan tahap sebelumnya. Hal ini disebut metamorfosis. Perkembangan ini terjadi
mulai dari telur atau larva dan akan mencapai kematangan seksual pada saat
dewasa.
Metamorfosis dibagi menjadi dua
macam, metamorfosis sempurna dan tidak sempurna. Contoh metamorfosis sempurna
adalah pada kupu-kupu dan katak. Sedangkan, metamorfosis tidak sempurna terjadi
pada belalang.
Metamorfosis pada katak melalui
beberapa fase, yaitu:
telur →
berudu → katak berekor → katak dewasa
Sedangkan, metamorfosis pada
belalang adalah: telur → larva
→ dewasa.
E. Pertumbuhan dan Perkembangan
pada Manusia
Manusia mengalami dua tahap
pertumbuhan dan perkembangan, yaitu prakelahiran dan pascakelahiran. Berikut
ini adalah uraian tentang tahapan pertumbuhan prakelahiran dan pascakelahiran
pada manusia.
Pertumbuhan Prakelahiran
Proses pertumbuhan dan
perkembangan pada manusia dimulai sejak terjadinya fertilisasi (pembuahan ovum
oleh sperma) yang membentuk zigot. Zigot terus membelah membentuk embrio.
Berikut ini adalah pertumbuhan dan perkembangan prakelahiran pada manusia.
a. Fertilisasi (Pembuahan)
Pada proses ini terjadi pembuahan
antara sel telur dan sel sperma yang menghasilkan zigot, secara genetik bisa
laki-laki atau perempuan. Dari satu sel tumbuh menjadi dua sel, empat sel, dan
seterusnya. Sel-sel ini akan membentuk tubuh embrio dan organ internal, organ
luar, sakus amnio, dan chorion.
b. Hari ke-6 s.d 9
Pada fase ini, embrio akan
menanamkan diri atau menempel pada rahim ibunya.
c. Minggu ke-2
Di sini terjadi pertumbuhan
pertama sel-sel otak embrio. Tubuh embrio terbentuk menjadi 3 lapisan. Lapisan
luar (eksoderm) akan berkembang menjadi lapisan luar kulit dan sistem saraf.
Lapisan tengah (mesoderm) akan berkembang menjadi pembuluh darah, tulang,
kartilago, dan otot. Lapisan dalam (endoderm) akan berkembang menjadi
organ-organ dalam dan kelenjar-kelenjar.
d. Minggu ke-3
Jantung embrio mulai berdenyut,
semula hanya memiliki 1 ruang. Organ ini masih mengalami pertumbuhan dan
perkembangan sampai seluruhnya dapat berfungsi sepenuhnya. Otak dan tulang
belakang terpisah. Otak terbagi menjadi tiga segmen, yaitu otak depan, otak
tengah, dan otak belakang. Plasenta dan anggota badan, seperti lengan dan kaki
mulai terbentuk.
e. Minggu ke-4
Sirkulasi dari dan ke plasenta
dimulai. Plasenta adalah organ sistem sirkulasi antara ibu dan embrio. Melalui
plasenta ini, ibu memberi nutriens dan oksigen ke embrio. Tumbuh jari-jari pada
tangan, memiliki kaki, paha, dan alat organ dalam mulai tumbuh, seperti: lidah,
esofagus, dan lambung. Selain itu, ginjal, hati, kantung empedu, dan pankreas
berkembang untuk beberapa hari. Paru-paru mulai berkembang, kelenjar tiroid,
dan lainnya terbentuk. Muka, organ indera, dan organ reproduksi mulai
terbentuk.
f. Minggu ke-5
Bagian-bagian otak mengalami
spesialisasi fungsi. 40 hari gelombang otak bisa dideteksi. Telah terbentuk
palate (lapisan dalam antara mulut dengan lidah), lengkap dengan ujung gigi.
Wajah sudah menyerupai bentuk wajah manusia. Pada minggu ini, embrio mulai
bergerak. Pergerakan awal ini penting untuk perkembangan kesehatan otot.
g. Minggu ke-6
Aktivitas sistem saraf bisa
dicatat. Embrio terlihat seperti bayi miniatur dan kepala terlihat lebih besar
karena pertumbuhan otak cukup cepat. Jari-jari embrio sudah jelas. Wajah dan
bibir-bibir sensitif terhadap sentuhan. Beberapa sistem organ, seperti jantung
dan sistem saraf (otak) siap berfungsi. Jari kaki sudah jelas.
h. Minggu ke-8
Embrio telah menjadi fetus karena
telah selesai proses organogenesis (perkembangan dan pembentukan organ). Alat
genital fetus sensitif terhadap sentuhan. Penutup mata mulai terbentuk (pelupuk
mata).
i. Minggu ke-10
Fetus telah sanggup
mempertahankan kedudukan wajahnya dan posisi menghisap ibu jari, membuat
gerakan bernapas dan gerakan menelan. Telapak tangan dan telapak kaki fetus
sensitif terhadap sentuhan. Indera penciuman mulai berkembang. Gerakan fetus
biasanya konstan, dapat melangkah, menendang, jungkir balik, meregangkan badan,
dan menggerakkan lengan.
j. Minggu ke-11 s.d 13
Sumsum tulang mulai memproduksi
sel darah putih. Organ reproduksi luar tampak. Minggu ke 11, penis dan klitoris
tampak sama. Bagian dalam telinga terbentuk, kemungkinan fetus bisa mendengar.
Tulang mulai mengalami proses osifikasi, menjadi keras seperti tulang orang
dewasa, namun fetus masih memiliki tulang yang lunak. Indera pengecap
berkembang.
k. Minggu ke-14
Fetus bereaksi terhadap suara dan
ada reaksi bila mendengar. Fetus bisa merasakan emosi ibu saat senang dan
sedih. Ibu bisa merasakan tendangan fetus yang kuat.
l. Minggu ke-15 s.d 16
Sidik jari fetus telah ada, saraf
telah dilapisi myelin, dan seluruh tubuh fetus sensitif terhadap sentuhan.
m. Minggu ke-19
Bayi masih berumur muda. Bila
lahir pada saat ini, rentan terhadap infeksi, sistem imun (kekebalan tubuh)
belum sempurna, dan kemungkinan ada masalah dalam pernapasan.
n. Minggu ke-24
Pada umur ini, bila bayi lahir
kemungkinan bisa bertahan hidup di luar rahim.
o. Minggu ke-38
Biasanya bayi lahir pada umur
ini. Paru-paru bayi telah berfungsi sepenuhnya dan sistem imun siap untuk
menghadapi dunia luar.
Pertumbuhan Pascakelahiran
S etelah bayi lahir, tahap-tahap
pertumbuhan dan perkembangan manusia adalah masa balita dan anak-anak, masa
remaja, masa dewasa, dan masa tua (manula).
a. Masa Balita dan Anak-Anak
Kelahiran merupakan perubahan
lingkungan. Pertum-buhan dan perkembangan yang terjadi setelah kelahiran
merupakan suatu proses kelanjutan dari proses perubahan dari embrio dan janin.
Bayi sangat membutuhkan ASI (Air Susu Ibu) untuk pertumbuhannya.
Setelah bayi lahir, penyesuaian
yang pertama kali adalah pernapasan karena setelah lahir persediaan
dari ibu terputus. Saat bayi
lahir, perubahan mendadak antara udara yang hangat di dalam rahim dengan udara
luar yang dingin menyebabkan bayi menangis sehingga menarik udara masuk
paru-paru dan pernapasan pun dimulai.
Pada saat bayi lahir, gigi susu
serta gigi seri telah ada pada gusi. Namun, gigi susu biasanya tumbuh pada usia
enam bulan atau tujuh bulan. Gigi bawah tumbuh lebih dulu daripada gigi atas.
Geraham pertama muncul antara umur 12 dan 16 bulan, kemudian gigi taring
menyusul.
Pada usia 1 bulan, bayi mulai
membalikkan kepala, belajar memfokuskan mata, serta mengkoordinasikan mata de
ngan mengikuti benda bergerak. Usia 2 bulan mulai tersenyum. Selanjutnya, bayi
mengkoordinasikan tangan untuk memegang benda.
Umur 3 bulan, bayi sudah mulai
belajar bersuara. Umur 6 bulan bayi sudah mulai dapat membedakan antara orang
yang dikenalnya dan orang asing. Memasuki umur 7 bulan, bayi mulai berputar,
duduk, kemudian merangkak, belajar berdiri sambil berpegangan. Selanjutnya,
berdiri tanpa berpegangan di akhir tahun pertama. Selain itu, mulai belajar
meniru bermacam-macam bunyi yang memiliki arti tertentu.
Tahun kedua, telah mengetahui
hubungan dirinya dengan keluarga, dan ingin mengetahui semuanya. Perhatian mu
dah teralihkan. Antara umur 1 – 3 tahun, bayi belajar memusatkan perhatian dan
minat pada benda-benda, belajar untuk tidak tergantung pada orang lain.
Perasaan cemas dan takut mulai ada. Belajar lebih cepat, dapat berjalan, mulai
berceloteh hingga bercakap-cakap, menyelidiki rumah dan sekitarnya, serta
belajar makan sendiri.
Antara umur 3 – 6 tahun, sifat
keingintahuan sangat menonjol. Banyak bertanya, kemampuan pengamatan bertambah
dengan teratur sehingga mulai mampu memecahkan teka-teki sederhana. Angan-angan
anak berkembang pesat, penuh imajinasi, misalnya teman main pura-pura, ayah
khayalan, dan meniru orang tua.
b. Masa Remaja dan Masa
Pubertas
Menjelang usia 6 – 11 tahun,
mula-mula pertumbuhan badan terjadi secara cepat, kemudian melambat. Anak mulai
tidak tergantung orang tua, mulai berkembang akal pengendalian diri. Membentuk
kelompok dan kumpulan tersendiri. Mulai berminat pada perilaku yang baik, dan
teratur. Kecerdasan dan pengertian berkembang, menyadari pentingnya belajar,
mulai mengembangkan cara-cara baru dalam membaca dan belajar.
Pada masa remaja terjadi
perubahan dalam pertumbuhan fisik yang meliputi pertumbuhan dan kematangan
kepribadian. Masa ini merupakan tahap manusia menuju kedewasaan sering disebut
dengan masa pubertas.
Dalam masa pubertas ini, pertumbuhan
badan terjadi sangat cepat, masa ini adalah masa pematangan, baik pada
laki-laki maupun perempuan. Saat masa pubertas inilah laki-laki dan perempuan
telah mampu menghasilkan sperma dan ovum (sel telur) yang ditandai dengan
ciri-ciri seks sekunder.
Masa pubertas pada perempuan
biasanya terjadi pada usia 9 – 13 tahun. Perempuan akan bertambah tinggi dan
badan yang gemuk menjadi ramping dengan cepat.
Ciri-ciri seks sekunder pada
perempuan yang dapat dilihat, misalnya payudara membesar, panggul membesar,
rambut tumbuh di sekitar alat kelamin dan ketiak, kadang timbul jerawat. Selain
itu, kematangan organ reproduksi ditandai dengan mendapatkan haid (menstruasi)
yang pertama. Hal ini menandai adanya pelepasan pertama ovum dari indung telur.
Pertambahan tinggi badan melambat.
Masa pubertas pada laki-laki
terjadi antara umur 10 – 14 tahun. Pada masa ini kematangan organ reproduksi
ditandai dengan terbentuknya sperma dan terjadi pengeluaran sperma pada saat
tidur (mimpi basah).
Ciri-ciri seks sekunder pada laki-laki,
misalnya tumbuh rambut di sekitar alat kelamin, ketiak, tumbuh kumis, jenggot,
tumbuh jakun, suara menjadi besar, otot-otot membesar, dan dada menjadi bidang.
Setelah usia 14 tahun, pertambahan tinggi akan berkurang atau melambat. Pada
masa pubertas kecerdasan berkembang cepat, kecepatan dan ketepatan keterampilan
motorik menonjol, dan perkembangan mental terbentuk.
c. Masa Dewasa
Pada masa dewasa, pertumbuhan
tinggi badan pada manusia berhenti. Secara psikologis, manusia sudah matang
dalam pemikiran mulai sadar akan tanggung jawabnya. Memikirkan pentingnya
pekerjaan dan pendidikan demi masa depan, juga rencana untuk berkeluarga.
d. Manula
Manusia tidak selamanya berada
dalam puncak kekuatan. Menjadi tua adalah proses yang biasa dialami semua
makhluk hidup, termasuk manusia. Manusia lanjut usia sering disebut manula.Pada masa usia lanjut ini, kekuatan tumbuh tulang
berkurang. Jika cedera susah sembuh. Keadaan keseimbangan metabolisme tubuh
berkurang, penyembuhan luka berkurang kecepatannya, kerja organ-organ tubuh
menurun, berkurangnya elastisitas kulit, dan rambut memutih.
Pada wanita (umur 48-50)
mengalami menopause, yaitu berakhirnya kemampuan organ reproduksi
menghasilkan ovum. Pada laki-laki kemampuan seksual kemungkinan menurun.
Penurunan yang teratur dalam hal
penciuman, pendengaran, penglihatan, dan ingatan. Pada masa usia lanjut sering
terjadi gangguan kesehatan. Hal ini tergantung pada manusia, bagaimana
memelihara dan menjaga kesehatan tubuhnya. Masa ini, tanggung jawab manusia
biasanya sudah berkurang.
No comments:
Post a Comment